Halaman

Sabtu, 31 Maret 2012

KIAT-KIAT SUKSES MEMBESARKAN IKAN KERAPU DI KERAMBA JARING APUNG





KIAT-KIAT SUKSES MEMBESARKAN
IKAN KERAPU DI KERAMBA JARING APUNG


            Jika kita punya keinginan untuk menjadi seorang pengusaha (Entrepreneurs) ikan kerapu, tentu kita harus mempelajari atau melaksanakan teknik budidaya ikan kerapu di KJA antara lain seperti mengetahui : Kontruksi wadah, Persiapan wadah, Pengadaan dan Penebaran Benih, Pemberian Pakan, Pengelolaan air, Pencegahan dan pengobatan hama penyakit, Monitoring Pertumbuhan dan populasi, Pemanenan, Penanganan Pasca Panen dan pengangkutan ikan hidup.
1.      Wadah.
Bentuk dan ukuran wadah yang dibuat  tergantung lokasi dan  jenis  ikan  yang  dibudidayakan.  KJA di singkil dan simeulue mempunyai  dua belas lubang dengan ukuran masing-masing lubang 3 x 3 meter. Komponennya   adalah  rangka,  pemberat, pelampung, tali jangkar, tali pelampung, papan pijakan, jaring, dan waring.
2.      Benih.
Benih umumnya didatangkan dari Bali, Situbondo, dan Lampung. Kemudian didederkan selama 27 hari – 1 bulan di beberapa daerah seperti di Pidie,  Bireun,  Lokseumawe  dan  aceh utara  sampai  ukuran 2’’ s/d 3’’ di jual  ke  Medan, Malaysia dll. termasuk ke daerah Singkil dan Simeulue. Kemudian dibawa ke lokasi KJA dan dilakukan aklimatisasi selama 10 menit,  dibiarkan diatas  air  lalu  plastic  dibuka  dan  dimasukan  air  sedikit demi sedikit  sampai kelihatan aktif kemudian benih ditebar di KJA. Dengan padat penebaran 33,33 ekor/m3,  dari berukuran 15-25 gr sebanyak 300 ekor/lubang .
3.      Pakan.
Pakan ikan bisa berupa pellet dan ikan rucah. Untuk ikan rucah harus dipotong-potong sesuai  dengan  ukuran  bukaan mulut ikan  dengan metoda pemberian sampai ikan kenyang.  Kebutuhan  pakan harian dinyatakan berdasarkan persentase dari bobot ikan. Dimana waktu dan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.
4.      Pemilihan  lokasi
Lokasi KJA harus memiliki kualitas air yang bagus, dengan kedalaman perairan minimal 5 m dan konsentrasi oksigen terlarut dalam air lebih 5 ppm,  dimana arus air tidak terlalu  kuat (15-30 cn/dtk) dan gelombang laut tidak besar  (ketinggian 0.5-1.75 m),  sedangkan suhu permukaan air mencapai 280 C-300 C dan salinitas permukaan air (30-34 ppt).
5.       Hama  dan  penyakit.
Untuk mencegah Hama dan Penyakit, sirkulasi air di wadah budidaya  dijaga  dan dibersihkan terus menerus dengan air seperti  jaring, waring, pelampung, kayu dari  tritip, karang, rumput air, dan sampah dari luar, dan sebaiknya dilakukan minimal 2 minggu sekali,kemudian jaring dijemur sampai kering sambil dikontrol apa ada kerusakan.
Pencegahan penyakit dilakukan  dengan perendaman menggunakan air tawar di lakukan seminggu dua kali. Untuk  ikan  ukuran  besar  perendaman  dilakukan  satu  minggu  sekali. Wadah perendaman adalah box sterofoam    dilakukan selama 5-10 menit.
Penyakit ikan kerapu pada umumnya disebabkan oleh penyakit bakteri Vibrio alginolyticus, V algosus, V anguillarum dan V fuscus. untuk Cryptocaryonosis (penyakit bercak putih) dengan tanda-tanda seperti  gangguan pernafasan, kadang disertai dengan hemoragi dapat dilakukan dengan perendaman ikan di dalam  diember dengan mengunakan larutan  formalin  25 ppm  dengan  salinitas  8 ppt  selama  beberapa  jam. Sedangkan untuk caligus sp (Crustacea, cacing hitam) dapat di cegah merendam ikan dalam air tawar selama beberapa menit. 
6.      Waktu Pembesaran
Dalam rentang waktu 6-8 bulan, jumlah dan bobot ikan dalam wadah produksi harus diketahui setiap saat. biasanya sampling populasi ikan dilakukan bersamaan dengan kegiatan pencucian ikan. Ikan akan mencapai 400-500 gr dalam waktu peliharaan selama 6-8 bulan. 
7.      Penanganan dan Pasca Panen
Jika kesepakatan harga tercapai, maka ikan dipuasakan  1sd 2 hari.  Ikan  diserok  kemudian  ditimbang  dan  dilakukan pencatatan.  dimasukan kedalam plastik (ukuran 60 x 100 ) yang sudah berisi air. Volume air di dalam plastik adalah 8-10 liter. Kapasitas bobot ikan dalam satu kantong plastik mencapai 4 k, kemudian ditambahkan oksigen 1/3 dari volume kantong plastic dan diikat  dengan karet gelang dan dimasukkan ke kotak styrofoam dan disela-sela kantung plastik disisipkan es dilapisi kertas koran dengan jumlah es maksimal 5 % (berat per isi atau w/v) dari volume air, kemudian ditutup rapat dan dieratkan dengan lakban dan diberi stiker atau tulisan:” jangan dibalik dan jangan terkena sinar matahari langsung”  dan dipindahkan ke transportasi untuk dikirim ke lokasi pembeli.

Dengan adanya artikel ini, semoga sukses dan bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar